Mbak iin Yang Hot dan Menggairahkan

shares |


Di kamar kostnya Bagus berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Bagus suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Mbak iin, ibu kostnya.Teh atau mbak iin adalah sebutan kakak dalam bahasa jawa. Dibayangkannya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih bersih dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan payudara itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang gunung kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di 2 puncaknya menggantung indah.

Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna dengan BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu kemaluan menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Dihadapannya kini berdiri perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat. Blaaaaaaarrrrrrrrr! Suara guntur membuyarkan lamunannya. Bagus bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat Mbak panas. Setelah membuat Mbak kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar 1 bulan ia kost dirumah keluarga Pak Ali setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Ali telah beristri dengan anak 1 berumur 7 tahun. Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Mbak iin sudah tidur bersama anaknya karena Pak Ali sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Bagus duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus.

Bagus mencoba semua saluran dan cuma In****** saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Bagus selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia. Tiba-tiba Bagus mendengar pintu kamar terbuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang biasa dipanggil Mbak iin. Bagus kaget melihat kehadiran perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu yang tiba-tiba. “Eh, mbak iin belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Bagus tergagap “Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu dengan logat jawa yang kental. Yang membuat Bagus kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Mbak iin, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Mbak iin.

Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Bagus selalu tertarik dengan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Mbak iin tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Mbak iin yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Ali. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Mbak iin dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi. (baca juga: cerita sex RATIH) Tapi malam ini Mbak iin berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai.

Demikian juga dengan bajunya, Mbak iin memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Bagus, Mbak iin seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur. “Gambar TV nya jelek ya?” tanya Mbak iin mengagetkan Bagus. “Eh, iya. Antenenya kali” jawab Bagus sambil menunduk. Bagus semakin berdebar ketika perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Bagus kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Bagus menelan ludah. “Semuanya jelek”, kata Mbak iin, “Nonton VCD saja ya?”. “Terserah mbak iin” kata Bagus masih berdebar menghadapi situasi itu. “Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Mbak iin sambil tersenyum menggoda.
Bagus faham maksud Mbak iin tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno. “Ya terserah mbak iin saja” jawab Bagus. Mbak iin kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Bagus semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Mbak iin keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam. “Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Bagus. Bagus menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno. “Eh, ah yang mana sajalah” kata Bagus belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu. “Yang ini saja, ada ceritanya” kata Mbak iin mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Bagus mencoba menenangkan diri. “Memang mbak iin suka nonton yang beginian ya?” tanya Bagus memancing “Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Mbak iin sambil tertawa kecil “Bapak juga?” tanya Bagus lagi “Ngga lah, marah dia kalau tahu” kata Mbak iin kembali duduk setelah memencet tombol player. Memang selama ini Mbak iin menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral. “Bapak kan orangnya kolot” lanjut Mbak iin “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!” Bagus tertegun mendengar pengakuan Mbak iin tentang hal yang sangat rahasia itu. Bagus mulai faham rupanya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur.

Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya. Film sudah mulai, sepasang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Bagus tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata disebelahnya. Mbak iin duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Bagus sudah tidak ragu lagi. “ mbak iin kesepian ya?” Tanya Bagus sambil menatap perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu Mbak iin balik menatap Bagus dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan. “Kamu mau tolong saya?” tanya Mbak iin sambil memegang tangan Bagus. “Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Bagus ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini. “Jangan sampai Bapak tahu” kata Mbak iin. “Itu bisa diatur” lanjut Mbak iin sambil mulai merapatkan tubuhnya. Bagus tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu.

Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Mbak iin. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Bagus segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Bagus semakin yakin bahwa perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Mbak iin. Bahkan terkesan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Mbak iin memegang belakang kepala Bagus menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Bagus mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Mbak iin. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya. iin bergetar ketika jemari Bagus menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Bagus memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Mbak iin telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Mbak iin telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya.

Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Bagus dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu. Segera saja tangan Bagus merambahi kembali lembah hangat milik Mbak iin yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Bagus membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.iin makin mendesah ketika jemari Bagus mulai menyentuh bibir tempiknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Mbak iin rasakan pada daerah kemaluannya. Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang tempik Mbak iin. Bahkan ketika lubang tempik itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Mbak iin. Selama hampir delapan tahun menikah, Mbak iin belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus Kenthu cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Ali suaminya yang berusia hampir empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur.


Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya. Soal teknik Kenthu jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.Sehingga selama bertahun-tahun, Mbak iin tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya gusla tangkinya sudah penuh. Mbak iin sebagai perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi. Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Mbak iin bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Mbak iin mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian. Tetapi sebagai perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata normal Mbak iin tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Mbak iin. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar. “Ah..terus gus.” desahnya membara. Kuluman bibir mereka terus saling bertaut.

Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Bagus mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Mbak iin mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Mbak iin dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Bagus kost dirumahnya, Mbak iin telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya. Malam ini Mbak iin tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Bagus mulai menyusuri leher jenjang Mbak iin yang selama ini tertutup rapat. Mulut Bagus menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Mbak iin, tapi tiba-tiba Bagus bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Mbak iin yang mengangkang dimana bibir tempiknya sedang dirabai jemari pemuda itu.

Rupanya Bagus ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Mbak iin juga faham maksud Bagus. Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Bagus lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Mbak iin menunduk memperhatikan kepala Bagus dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Bagus selangkangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus. Bagus menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. itilmayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Bagus bergeser mendekati lubang tempik itu untuk lebih menguakkannya “Ahhh.!” Mbak iin mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir tempiknya. Desahannya semakin menjadi ketika lidah Bagus mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Mbak iin blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan.

Bagus terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat. Rupanya Mbak iin sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati tempiknya. Mata Mbak iin merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Bagus. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno. Demikian juga dengan Bagus, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya. Jilatan dan rabaan Bagus rupanya telah menaikkan nafsu Mbak iin makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Mbak iin yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme.

Dengan ganas di tariknyanya kepala Bagus agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Bagus yang mengesek tempiknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu. “Ahhhduh gusti! Ahhh! enak euy !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga. Bagus sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Mbak iin merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Mbak iin menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Bagus kembali membuka sehingga Bagus dapat melepaskan diri. Muka Bagus basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Mbak iin. Bagus bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu secara utuh. “Hatur nuhun ya gus” kata Mbak iin berterima kasih sambil membuka matanya sehBaguss meresapi kenikmatan yang baru diraihnya. Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Bagus telah berdiri telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Bagus mendekat dan meraih tangan Mbak iin, dan menariknya berdiri.

Kemudian Bagus mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu lebih seksama. “Kenapa sih?” tanya Mbak iin sambil senyum-senyum. “Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Bagus yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya. Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Mbak iin, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Mbak iin memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona. Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Bagus. Dan Mbak iin yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Mbak iin kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol itu. Bagus mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya. Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. Kontol yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Mbak iin ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno. Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Bagus meringis nikmat diperlakukan begitu.

Apalagi Mbak iin mulai melumati batang kontol didalam mulutnya dengan semakin bernafsu. iin mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya, membuat Bagus semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Mbak iin adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Bagus agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Mbak iin yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film. Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Bagus yang batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Mbak iin meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya. “Ah Mbak, sudah mau keluar nih” desis Bagus mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya. Tapi Mbak iin yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Mbak iin. Bagus meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Mbak iin semakin menguatkan kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya.

Tanpa ragu Mbak iin semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Bagus, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu. Tanpa rasa jijik atau mual. “Bagai mana rasanya Mbak?” tanya Bagus. Ia kagum ada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang mau menelan air maninya dengan antusias. “Enak, gurih” kata Mbak iin tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Mbak iin bangkit. “Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono. Bagus sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Mbak iin di dapur membuatkan minuman. Bagus mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Mbak iin menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Bagus. Perlahan dirasakan batang kontol Bagus mulai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Mbak iin semakin mengelinjang ketika tangan Bagus yang satunya mulai merambahi selangkangannya. “Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus. “Dikamar saja ya” ajak Mbak iin ketika ciuman mereka semakin larut. Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk. iin mendorong tubuh Bagus keranjang dan jatuh celentang.

Mbak iin juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Bagus. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Mbak iin mendorong kepala Bagus kebawah. Ia ingin Bagus mengerjai buahdadanya. Bagus menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Mbak iin mendesah sambil mengerumus rambut Bagus yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Bagus dengan lembut. Bagus merasakan buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras. “Oh Gus Geliin..terus akh!” Tangan Bagus yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu. Mbak iin menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya. “Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya. Jemari Bagus dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab. iin semakin menggelinjang ketika ujung jari Bagus menyentuh kelentitnya. Kini mulut dan tangan Bagus secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata kesepian yang haus seks itu. Sementara Mbak iin juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama kemudian Bagus mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Mbak iin dan berhenti di pusarnya. iin menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu.

Mbak iin rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Bagus kearah kepalanya. Bagus faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Mbak iin diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang kontol yang menegang keras diatas muka Mbak iin. Yang segera disambut kuluman Mbak iin dengan bernafsu. Bagus juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Mbak iin yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing. iin istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak hBaguss-hBaguss untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Bagus pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya. “Oh! Bi, lakukanlah” desah Mbak iin mulai tak tahan menahan hasratnya. Bagus segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Mbak iin celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontol Bagus pada lubang tempiknya yang telah semakin berdenyut. Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang kontol Ali merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan. iin tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir tempiknya. Direngkuhnya tubuh Bagus ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai menyusuri lubang tempiknya. “Akh! enak Gus” desisnya. Tangannya menekan pinggul Bagus agar batang kontol pemuda itu masuk seluruhnya.

Bagus juga merasakan nikmat. tempik Mbak iin masih terasa sempit dan seret. Bagus mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Mbak iin. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat. “Ayo gusgeyol terusss!” desis Mbak iin makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan. Bagus mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang kontolnya tuntas masuk seluruhnya kedalam tempik Mbak iin. “Oh..Bi !”jerit Mbak iin nkmat setiap kali Bagus melakukannya.Terasa batang kontol itu menyodok dasar lubang tempiknya yang terdalam. Semakin sering Bagus melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Mbak iin sehingga pada hentakan yang sekian Mbak iin merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Bagus agar hujaman bantang kontol itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut didalam lubang tempiknya. “Ahk..! Ahduh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki. Sangat nikmat dirasakan Mbak iin. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Bagus yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Mbak iin kembali berusaha mengimbangi. Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga tempiknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman kontol Bagus semakin dalam.

Bagus yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Mbak iin seperti itu. Demikian juga dengan Mbak iin, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi.iin mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundak Bagus, sehingga selangkangannya lebih terangkat. Bagus memeluk kedua kaki Mbak iin, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan tempik Mbak iin lebih terasa sehingga gesekan batang kontolnya menjadi semakin nikmat. Bagus semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan. “Ahhh” Bagus mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembur cairan kenikmatannya. Dikocoknya terus batang kontol itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Mbak iin rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya. “Akhh!!” jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut.Tubuh Bagus ambruk diatas tubuh Mbak iin. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu. “Hatur nuhun ya gus, hatur nuhun” kata Mbak iin terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu. Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam. Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Bagus, batang kontolnya yang telah lepas dari lubang tempik Mbak iin mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Mbak iin. Rupanya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini sudah ingin lagi. Bagus tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Mbak iin sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Bagus sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya. Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi. Bagus bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Mbak iin. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Mbak iin yang ternyata tak kenal puas.


Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat. Bagus ingat setiap dua atau tiga ronde, Mbak iin selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang haus sex itu berkali-kali. Bagus masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam. Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Mbak iin dengan pakaian lengkap dengan jilbab rapat menutup rambutnya membawa nampan berisi roti dan minuman. “Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak” katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang. “Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagi” katanya sambil senyum menggoda. Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Mbak iin ramuan rahasia menambah gairah lelaki. Kemudian Mbak iin memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Bagus dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar. “ mbak iin mau kemana sih kok rapi” tanya Bagus “Baru nganter anak saya ke rumah Mbak Siti. Biar kita bebas” kata Mbak iin kembali tersenyum nakal.

Bagus merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Mbak iin berpakaian lengkap. “ mbak iin beda banget deh kalau pake jilbab gini. Jadinya takut aku macem-macem sama mbak iin alimmm banget.” Goda Bagus sambil pura-pura menutupi tubunya yang masih bugil itu. “Kamu bisa aja sih Bi, biar pake jilbab aku kan juga manusia biasa pengen kehangatan, pengen kenikmatan” jawabnya sambil mencubit paha Bagus, sambil tangan kanannya mencoba melepas jilbabnya. “Teh .. jangan dilepas dulu jilbabnya mbak iin mau ngga memenuhi permintaan saya?” kata Bagus. “Apa sih?” tanya Mbak iin agak heran. “Maaf nih Mbak, “kata Bagus, “ mbak iin mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satu-persatu baju mbak iin didepan saya?”. “Kenapa tidak” kata jawab Mbak iin Mbak iin tersenyum manis sambil bangkit dan mulai bergaya seperti penari salsa. Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar berusaha melepas jilbabnya. “Jilbabnya jangan dilepas dulu Mbak” seru Bagus. Bagus memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Mbak iin. Dengan masih bergoyang, Mbak iin mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Mbak iin hanya mengenakan jilbab, BH dan Celana dalam berwarna pink. Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Mbak iin semakin seronok dan menggoda.

Kedua tangannya meremasi buahdadanya sambil pinggulnya bergoyang maju-mundur. Bagus benar-benar terpesona memandang didepan matanya seorang wanita berjilbab menari erotis hanya menggunakan BH dan celana dalam wow dan perlahan batang kontolnya mulai ngaceng. iin naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Bagus sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulu jembutnya. Bagus menanggapi dengan meraba paha Mbak iin dan membelainya. Kini selangkangan Mbak iin tepat dimuka Bagus.Dengan tangannya ditariknya kebawah celana dalam Mbak iin dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat. Mbak iin mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok. Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Bagus pada selangkangannya.Bagus menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Mbak iin dengan rakus. Mbak iin mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Dengan ujung lidahnya Bagus menjilati lubang tempik Mbak iin yang sudah dikuakkan jari tangannya. Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Sangat eksotis sekali melihat pemandangan ini, seorang wanita yang masih mengenakan kerudung/jilbabnya sedang dalam keadaan terangsang berat dan kedua tangannya meremas buah dadanya sendiri. Mbak iin merintih nikmat ketika satu jari tengah Bagus dimasukkan kedalam lubang tempiknya yang semakin basah. Bagus menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu, menyebabkan Mbak iin semakin mengelinjang liar. iin semakin keras meremasi buah dadanya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang tempiknya. Kaki Mbak iin terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk.

Jari Bagus masih terhujam dilubang tempiknya. Mbak iin membaringkan tubuhnya kebelakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Bagus dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas. Entah kenapa, Bagus sangat suka menjilati seputar tempik Mbak iin, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Mbak iin juga sangat menyukai perlakuan Bagus itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahun-tahun.Setelah beberapa lama, rupanya Mbak iin ingin segera disodok lubang tempiknya dengan batang kontol pemuda itu yang telah keras mengaceng. Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya kebatang kontol Bagus yang telah mengaceng keatas. Bagus membantu mengarahkan batang kontolnya kelubang yang telah basah merekah itu. Mbak iin mendesah ketika kepala kontol Bagus perlahan menyusup kedalam lubang tempiknya yang sempit. Lubang tempik Mbak iin meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret. Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga tempiknya berbau harum. Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Bagus, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Bagus setelah minum ramuan buatan Mbak iin. Tubuhnya kembali segar dan batang kontolnya selalu siap tempur.Secara normal Bagus memang lelaki yang kuat kelonan, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian. Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya. Bagus sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Mbak iin pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternya suaminya marah-marah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka. Bagus merasakan selusuran batang kontolnya didalam lubang tempik Mbak iin yang kering tapi lembut. Sehingga sentuhan kepala kontolnya yang sensitif pada dinding lubang tempik itu menjadi lebih nikmat.

Mbak iin mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakan-hentakan yang liar. Posisi Bagus yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya gussa sedikit mengimbangi gerakan Mbak iin yang semakin cepat. Tangannya memegang pinggul montok perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu mengikuti gerakan turun naiknya. Sepasang buah dada yang montok itu terguncang-guncang menggesek muka Bagus. Sesekali Mbak iin menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang kontol Bagus menghujam seluruhnya didalam lubang tempiknya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Mbak iin ketika kepala kontol Bagus menghujam lubang tempiknya yang terdalam yang paling sensitif. Mbak iin terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasahan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya. “Achhh..!! ” jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan. Tubuhnya mendekap Bagus dengan ketat. Bagus yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Mbak iin kebelakang hingga terlentang dengan tubuh Bagus berada diatasnya. Batang kontolnya masih bertaut dalam dilubang tempik Mbak iin. Segera Bagus mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Mbak iin. Gerakan Bagus langsung cepat karena ia juga ingin membuat Mbak iin orgasme yang kedua kalinya berturut-turut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Mbak iin klimaks tiga kali berturut-turut. Bagus merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang kontolnya masih belum terasa sensitif. Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Mbak iin yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Mbak iin mencoba mengimbangi goyangan Bagus, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya. “Duh gusti.!.ackhh..oh! ” jeritnya nikmat.

Ia merasa puas dengan kemampuan Bagus, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya. Bagus terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini. Kembali Bagus berusaha memacu kembali hasrat Mbak iin yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Mbak iin diguncang getaran yang paling nikmat. “Aaaarrggghh..!” desahnya kembali. Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturut-turut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang kelangit kenikmatan ketujuh. Bagus yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang kontolnya. Mbak iin yang telah KO tiga kali hanya gussa celentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tiba-tiba hasratnya untuk menikmati airmani Bagus muncul. “Bi, saya mau kulum punya kamu” pintanya kembali bersemangat. Bagus menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Mbak iin sudah haus ingin minum. Minum air maninya. Bagus juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya didalam mulut perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu. maka dicabutnya batang kontol dari lubang kenikmatan itu. Mbak iin mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Bagus segera berlutut mengangkangi badan Mbak iin dengan batang kontolnya mengacung tepat dimuka Mbak iin yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan nikmat. Benar-benar pemandangan yang penuh sensasi. Luar biasa, seorang wanita terbaring telanjang bulat dengan hanya mengenakan jilbab, suatu paduan yang bertolak belakang apalagi mulut wanita berjilbab ini membuka siap menerima batang kontolnya yang keras dan basah dengan lendir vaginanya.

Bagus merem-melek, gairahnya seakan semakin terbakar melihat dan merasakan bibir wanita berjilbab ini melahap dan mengulum batang kontolnya yang sedang ngaceng dan Bagus sangat menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu memperlakukan kontolnya dengan mulutnya. iin dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Bagus semakin tinggi.Jarang ada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang dikencaninya mau mengulum batang kontolnya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata bayaran. Tapi kini perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata baik-baik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Bagus merasa beruntung bertemu dengan Mbak iin. Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Ali bila tahu perbuatan mereka.Bagus merasa batang kontolnya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Mbak iin yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Mbak iin. Batang kontol itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk kedalam mulutnya sehingga airmani yang tercurah langsung masuk ketenggorokannya dan tertelan. Enak sekali dirasakan Mbak iin. Demikian juga dengan Bagus, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu. Mbak iin bahkan juga menjilati cairan yang meleleh dibatang kontol hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama dipagi itu. Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore.

Related Posts

0 komentar:

Post a Comment