Wednesday, September 14, 2016

Tips Bagaimana Memilih Peluang Bisnis Yang Menjanjikan

Tips Bagaimana Memilih Peluang Bisnis Yang Menjanjikan

Banyaknya peluang bisnis yang sering kita temukan di internet seringkali membuat kita bingung, apalagi jika sistem yang mereka tawarkan seringkali tidak masuk akal... sudah istilahnya aneh-aneh, terkesan ribet untuk dipelajari, sehingga banyak orang merasa ragu-ragu untuk menjalankannya.

Menghadapi kondisi semacam ini tentunya anda harus jeli, kira-kira peluang bisnis apakah yang benar-benar menghasilkan dan tidak berisi kebohongan semata.
Dari sekian banyak peluang bisnis yang pernah ada, salah satu peluang bisnis yang banyak direkomendasikan adalah peluang bisnis yang ditawarkan oleh BlakBlakan.com.
Mengapa pilihan bisnis yang mereka tawarkan merupakan pilihan yang tepat bagi anda untuk memulai sebuah bisnis yang menjanjikan? Tentunya hal ini cukup berasalan, dimana mereka memberikan banyak sekali pemahaman dan penjelasan tentang bisnis yang mereka tawarkan.

Selain penjelasan yang lengkap, keuntungan yang bisa anda dapatkan di tempat ini juga banyak... mulai dari sistem, potensi penghasilan yang besar, produk yang berkualitas, pelatihan, dan masih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang lainnya.
Untuk lebih jelasnya berikut sedikit gambaran yang bisa anda jadikan acuan untuk mencoba peluang yang ditawarkan oleh BlakBlakan.com:

* PERTAMA Di Dunia... Sistem Jaringan Yang DIKAWINKAN Dengan Sistem Affiliasi
Mungkin anda sudah sering mendengar istilah ini, yaitu peluang bisnis dengan sistem jaringan. Namun untuk sistem yang mereka gunakan berbeda dengan sistem jaringan pada umumnya.
Dimana sistem yang mereka miliki PERTAMA di dunia, yaitu... PERKAWINAN antara sistem jaringan dengan sistem affiliasi, sehingga jauh lebih mudah untuk anda jalankan dan jauh lebih banyak mendatangkan keuntungan!

* Bukan Money Game
Jika kita perhatikan, hampir sebagian besar peluang bisnis yang kita temukan di internet lebih cenderung ke money game.
Namun sistem dan peluang bisnis yang mereka tawarkan merupakan sistem jaringan yang dikombinasikan dengan sistem affiliasi -- dimana anda bisa memeriksa dengan gamblang terlebih dahulu program bisnis yang mereka tawarkan... sehingga anda tidak perlu khawatir dengan hal tersebut.

* Potensi Penghasilan Yang Tidak Terbatas
Sebagai sebuah sistem yang unik dan baru satu-satunya, anda mempunyai peluang yang besar untuk mendapatkan penghasilan tanpa batas, sepanjang anda serius menjalankan program yang ada pada BlakBlakan.com.
Dengan sistem yang mereka tawarkan, dan semakin serius anda menjalankan program ini, maka kesempatan untuk mendapatkan passive income bukan sebatas mimpi, namun bisa benar-benar menjadi kenyataan.

* Bisa Dilakukan Oleh Siapa Saja
Banyak orang yang beranggapan bahwa untuk menekuni bisnis internet dibutuhkan ketrampilan khusus, seperti pemrograman, design, dan segala tetek-bengek yang bagi sebagian orang mungkin sangat sulit untuk dipelajari.
Belum lagi istilah-istilah njlimet yang juga bikin kita pusing... seperti domain, hosting, server, atau apalah istilahnya.
Tapi anggapan semacam ini tidak selamanya benar. Mengapa?
Karena bisnis yang kami perkenalkan kepada anda merupakan bisnis yang mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja, hal ini dikarenakan oleh... hampir semua sistem dan metode yang mereka miliki sudah SERBA OTOMATIS!

* Bisa Dilakukan Kapan Dan Dimana Saja
Salah satu alasan orang-orang mencoba bisnis internet adalah fleksibilitas. Hal ini memang benar adanya. Mengapa demikian? Tentunya karena bisnis internet tidak mempunyai ikatan kepada siapapun.
Hal ini juga berlaku dalam bisnis internet yang BlakBlakan.com tawarkan... yang menjadi bos adalah anda sendiri, sehingga anda bebas menentukan waktu, kapan dan dimana anda akan bekerja.

Namun anda juga harus bisa menyesuaikan fleksibilitas tersebut. Bukan berarti anda bisa bekerja seenaknya, bukan? Dalam menjalankan bisnis internet, anda tetap dituntut untuk bertanggung jawab, serius, dan mempunyai target tersendiri.
Dari penjelasan diatas, saya kira anda tidak perlu ragu lagi dengan peluang bisnis yang mereka tawarkan, sehingga tidak ada alasan lagi bagi anda untuk menundanya.
Jadi tunggu apalagi, TEKAN disini untuk bergabung GRATIS dengan komunitas BlakBlakan.com, karena kesuksesan sudah ada didepan mata anda.
Monday, February 22, 2016

Cerita Sex Desahan Adik Iparku Yang Bahenol

Cerita Sex Desahan Adik Iparku Yang Bahenol

Kali masak apa Yen ? tanyaku saat dia sedang masak di dapur, Ah ngageti aja si mas kamu”jawab Hiyen, hampir aja tanganku kena pisau lho mas sambil nunjuk ibu jarinya yang sedang memegang pisau memotong tempe kesuakaanku.

“Tapi nggak sampe keiris kan?” tanyaku menggoda.

“Mbak Aning mana Mas, kok nggak sama-sama pulangnya?” tanyanya tanpa menolehku.

“Dia lembur, nanti aku jemput lepas magrib,” jawabku.

“Kamu nggak ke kampus?” aku balik bertanya.

“Tadi sebentar, tapi nggak jadi kuliah. Jadinya pulang cepat.” “Aauww,” teriak

Hiyen tiba-tiba sambil memegangi salah satu jarinya. Aku langsung menghampirinya, dan kulihat memang ada darah menetes dari jari telunjuk kirinya. “Sini aku bersihin,” kataku sambil membungkusnya dengan serbet yang aku raih begitu saja dari atas meja makan.

Hiyen nampak meringis saat aku menetesinya dengan Betadine, walau lukanya hanya luka irisan kecil saja sebenarnya. Beberapa saat aku menetesi jarinya itu sambil kubersihkan sisa-sisa darahnya.

Hiyen nampak terlihat canggung saat tanganku terus membelai-belai jarinya. “Udah ah Mas,” katanya berusaha menarik jarinya dari genggamanku. Aku pura-pura tak mendengar, dam masih terus mengusapi jarinya dengan tanganku.

Aku kemudian membimbing dia untuk duduk di kursi meja makan, sambil tanganku tak melepaskan tangannya. Sedangkan aku berdiri persis di sampingnya. “Udah nggak apa-apa kok Mas, Makasih ya,” katanya sambil menarik tangannya dari genggamanku.

Kali ini ia berhasil melepaskannya. “Makanya jangan ngelamun dong. Kamu lagi inget Ma si Novan ya?” godaku sambil menepuk-nepuk lembut pundaknya. “Yee, nggak ada hubungannya, tau,” jawabnya cepat sambil mencubit punggung lenganku yang masih berada dipundaknya.

Kami memang akrab, karena umurku dengan dia hanya terpaut 4 tahun saja. Aku saat ini 27 tahun, istriku yang juga kakak dia 25 tahun, sedangkan adik iparku ini 23 tahun.

“Mas boleh tanya nggak. Kalo cowok udah deket Ma temen cewek barunya, lupa nggak sih Ma pacarnya sendiri?” tanyanya tiba-tiba sambil menengadahkan mukanya ke arahku yang masih berdiri sejak tadi. Sambil tanganku tetap meminjat-mijat pelan pundaknya, aku hanya menjawab, “Tergantung.”

“Tergantung apa Mas?” desaknya seperti penasaran. “Tergantung, kalo si cowok ngerasa temen barunya itu lebih cantik dari pacarnya, ya bisa aja dia lupa Ma pacarnya,” jawabku sekenanya sambil terkekeh.

“Kalo Mas sendiri gimana? Umpamanya gini, Mas punya temen cewek baru, trus tu cewek ternyata lebih cantik dari pacar Mas. Mas bisa lupa nggak Ma cewek Mas?” tanya dia. “Hehe,” aku hanya ketawa kecil aja mendengar pertanyaan itu.

“Yee, malah ketawa sih,” katanya sedikit cemberut.

“Ya bisa aja dong. Buktinya sekarang aku deket Ma kamu, aku lupa deh kalo aku udah punya istri,” jawabku lagi sambil tertawa.

“Hah, awas lho ya. Ntar Hiyen bilangan lho Ma Mbak Aning,” katanya sambil menahan tawa.

“Gih bilangin aja, emang kamu lebih cantik dari Mbak kamu kok,” kataku terbahak, sambil tanganku mengelus-ngelus kepalanya.

“Huu, Mas nih ditanya serius malah becanda.”

“Lho, aku emang serius kok Yen,” kataku sedikit berpura-pura serius.

Kini belaian tanganku di rambutnya, sudah berubah sedikit menjadi semacam remasan-remasan gemas. Dia tiba-tiba berdiri.

“Hiyen mo lanjutin masak lagi nih Mas. Makasih ya dah diobatin,” katanya.

Aku hanya membiarkan saja dia pergi ke arah dapur kembali. Lama aku pandangi dia dari belakang, sungguh cantik dan sintal banget body dia.

Begitu pikirku saat itu. Aku mendekati dia, kali ini berpura-pura ingin membantu dia.

“Sini biar aku bantu,” kataku sambil meraih beberapa lembar tempe dari tangannya. Hiyen seolah tak mau dibantu, ia berusaha tak melepaskan tempe dari tangannya.

“Udah ah, nggak usah Mas,” katanya sambil menarik tempe yang sudah aku pegang sebagian. Saat itu, tanpa kami sadari ternyata cukup lama tangan Kami saling menggenggam. Hiyen nampak ragu untuk menarik tangannya dari genggamanku.

Aku melihat mata dia, dan tanpa sengaja pandangan Kami saling bertabrakan. Lama Kami saling berpandangan. Perlahan mukaku kudekatkan ke muka dia. Dia seperti kaget dengan tingkahku kali ini, tetapi tak berusaha sedikit pun menghindar.

Kuraih kepala dia, dan kutarik sedikit agar lebih mendekat ke mukaku. Hanya hitungan detik saja, kini bibirku sudah menyentuh bibirnya.

“Maafin aku Yen,” bisiku sambil terus berusaha mengulum bibir adik iparku ini. Hiyen tak menjawab, tak juga memberi respon atas ciumanku itu. Kucoba terus melumati bibir tipisnya, tetapi ia belum memberikan respon juga.

Tanganku masih tetap memegang bagian belakang kepala dia, sambil kutekankan agar mukanya semakin rapat saja dengan mukaku. Sementara tangaku yang satu, kini mulai kulingkarkan ke pinggulnya dan kupeluk dia.

“Sshh,” Hiyen seperti mulai terbuai dengan jilatan demi jilatan lidahku yang terus menyentuh dan menciumi bibirnya. Seperti tanpa ia sadari, kini tangan Hiyen pun sudah melingkar di pinggulku. Dan lumatanku pun sudah mulai direspon olehnya, walau masih ragu-ragu. “Sshh,” dia mendesah lagi.

Mendengar itu, bibirku semakin ganas saja menjilati bibir Hiyen. Perlahan tapi pasti, kini dia pun mulai mengimbangi ciumanku itu. Sementara tangaku dengan liar meremas-remas rambutnya, dan yang satunya mulai meremas-remas pantat sintal adik iparku itu.

“Aahh, mass,” kembali dia mendesah. Mendengar desahan Hiyen, aku seperti semakin gila saja melumati dan sesekali menarik dan sesekali mengisap-isap lidahnya. Hiyen semakin terlihat mulai terangsang oleh ciumanku. Ia sesekali terlihat menggelinjang sambil sesekali juga terdengar mendesah. “Mas, udah ya Mas,” katanya sambil berusaha menarik wajahnya sedikit menjauh dari wajahku.

Aku menghentikan ciumanku. Kuraih kedua tangannya dan kubimbing untuk melingkarkannya di leherku. Hiyen tak menolak, dengan sangat ragu-ragu sekali ia melingkarkannya di leherku. “Hiyen takut Mas,” bisiknya tak jauh dari ditelingaku.

“Takut kenapa, Yen?” kataku setengah berbisik. “Hiyen nggak mau nyakitin hati Mbak Aning Mas,” katanya lebih pelan. Aku pandangi mata dia, ada keseriusan ketika ia mengatakan kalimat terakhir itu.

Tapi, sepertinya aku tak lagi memperdulikan apa yang dia takutkan itu. Kuraih dagunya, dan kudekatkan lagi bibirku ke bibirnya. Hiyen dengan masih menatapku tajam, tak berusaha berontak ketika bibir kami mulai bersentuhan kembali.

Kucium kembali dia, dan dia pun perlahan-lahan mulai membalas ciumanku itu. Tanganku mulai meremas-remas kembali rambutnya. Bahkan, kini semakin turun dan terus turun hingga berhenti persis di bagian pantatnya.

Pantanya hanya terbalut celana pendek tipis saja saat aku mulai meremas-remasnya dengan nakal. “Aahh, Mas,” desahnya.

Mendengar desahannya, tanganku semakin liar saja memainkan pantat adik iparku itu. Sementara tangaku yang satunya, masih berusaha mencari-cari payudaranya dari balik kaos oblongnya.

Ah, akhirnya kudapati juga buah dadanya yang mulai mengeras itu. Dengan posisi kami berdiri seperti itu, batang penisku yang sudah menegang dari tadi ini, dengan mudah kugesek-gesekan persis di mulut vaginanya.

Kendati masih sama-sama terhalangi oleh celana kami masing-masing, tetapi Hiyen sepertinya dapat merasakan sekali tegangnya batang kemaluanku itu.

“Aaooww Mas,” ia hanya berujar seperti itu ketika semakin kuliarkan gerakan penisku persis di bagian vaginanya. Tanganku kini sudah memegang bagian belakang celana pendeknya, dan perlahan-lahan mulai kuberanikan diri untuk mencoba merosotkannya. Hiyen sepertinya tak protes ketika celana yang ia kenakan semakin kulorotkan.

Otakku semakin ngeres saja ketika seluruh celananya sudah merosot semuanya di lantai. Ia berusaha menaikan salah satu kakinya untuk melepaskan lingkar celananya yang masih menempel di pergelangan kakinya.

Sementara itu, kami masih terus berpagutan seperti tak mau melepaskan bibir kami masing-masing. Dengan posisi Hiyen sudah tak bercelana lagi, gerakan-gerakan tanganku di bagian pantatnya semakin kuliarkan saja.

Ia sesekali menggelinjang saat tanganku meremas-remasnya. Untuk mempercepat rangsangannya, aku raih salah satu tanganya untuk memegang batang zakarku kendati masih terhalang oleh celana jeansku.

Perlahan tangannya terus kubimbing untuk membukakan kancing dan kemudian menurunkan resleting celanaku. Aku sedikit membantu untuk mempermudah gerakan tangannya. Beberapa saat kemudian, tangannya mulai merosotkan celanaku.

Dan oleh tanganku sendiri, kupercepat melepaskan celana yang kupakai, sekaligus celana dalamnya. Kini, masih dalam posisi berdiri, kami sudah tak lagi memakai celana. Hanya kemejaku yang menutupi bagian atas badanku, dan bagian atas tubuh Hiyen pun masih tertutupi oleh kaosnya. Kami memang tak membuka itu.

Tanganku kembali membimbing tangan Hiyen agar memegangi batang zakarku yang sudah menegang itu. Kini, dengan leluasa Hiyen mulai memainkan batang zakarku dan mulai mengocok-ngocoknya perlahan.

Ada semacam tegangan tingi yang kurasakan saat ia mengocok dan sesekali meremas-remas biji pelerku itu.

“Oohh,” tanpa sadar aku mengerang karena nikmatnya diremas-remas seperti itu. “Mas, udah Mas. Hiyen takut Mas,” katanya sambil sedikit merenggangkan genggamannya di batang kemaluanku yang sudah sangat menegang itu. “Aahh,” tapi tiba-tiba dia mengerang sejadinya saat salah satu jariku menyentuh klitorisnya.

Lubang vagina Hiyen sudah sangat basah saat itu. Aku seperti sudah kerasukan setan, dengan liar kukeluar-masukan salah satu jariku di lubang vaginanya.

“Aaooww, mass, een, naakk..” katanya mulai meracau. Mendengar itu, birahiku semakin tak terkendali saja.

Perlahan kuraih batang kemaluanku dari genggamannya, dan kuarahkan sedikit demi sedikit ke lubang kemaluan Hiyen yang sudah sangat basah. “Aaoww, aaouuww,” erangnya panjang saat kepala penisku kusentuh-sentukan persis di klitorisnya.

“Please, jangan dimasukin Mas,” pinta Hiyen, saat aku mencoba mendorong batang zakarku ke vaginanya.

“Nggak Papa Yen, sebentaar aja,” pintaku sedikit berbisik ditelinganya.

“Hiyen takut Mas,” katanya berbisik sambil tak sedikit pun ia berusaha menjauhkan vaginanya dari kepala kontolku yang sudah berada persis di mulut guanya. Tangan kiri Hiyen mulai meremas-remas pantatku, Sementara tangan kanannya seperti tak mau lepas dari batang kemaluanku itu.

Untuk sekedar membuatnya sedikit tenang, aku sengaja tak langsung memasukan batang kemaluanku. Aku hanya meminta ia memegangi saja. “Pegang aja Yen,” kataku pelan.

Hiyen yang saat itu sebenarnya sudah terlihat bernafsu sekali, hanya mengangguk pelan sambil menatapku tajam. Remasan demi remasan jemari Hiyen di batang zakarku, dan sesekali di buah zakarnya, membuatku kelojotan.

“Aku udah gak tahan banget Yen,” bisikku pelan. “Hiyen takut banget Mas,” katanya sambil mengocok-ngocok lembut kemaluanku itu.

“Aahh,” aku hanya menjawabnya dengan erangan karena nikmatnya dikocok-kocok oleh tangan lembut adik iparku itu. Kembali kami saling berciuman, sementara tangan kami sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Saat bersamaan dengan ciuman kami yang semakin memanas, aku mencoba kembali untuk mengarahkan kepala kontolku ke lubang vaginanya.

Saat ini, Hiyen tak berontak lagi. Kutekan pantat dia agar semakin maju, dan saat bersamaan juga, tangan Hiyen yang sedang meremas-remas pantatku perlahan-lahan mulai mendorongnya maju pantatku.

“Kita sambil duduk, sayang,” ajaku sambil membimbing dia ke kursi meja makan tadi. Aku mengambil posisi duduk sambil merapatkan kedua pahaku.

Sementara Hiyen kududukan di atas kedua pahaku dengan posisi pahanya mengangkang. Sambil kutarik agar dia benar-benar duduk di pahaku, tanganku kembali mengarahkan batang kemaluanku yang posisinya tegak berdiri itu agar pas dengan lubang vagina Hiyen.

Ia sepertinya mengerti dengan maksudku, dengan lembut ia memegang batang kemaluanku sambil berupaya mengepaskan posisi lubang vaginanya dengan batang kemaluanku.

Dan bless, perlahan-lahan batang kemaluanku menusuk lubang vagina Hiyen. “Aahh, aaooww, mass,” Hiyen mengerang sambil kelojotan badannya.

Kutekan pinggulnya agar dia benar-benar menekan pantatnya. Dengan demikian, batang kontolku pun akan melesak semuanya masuk ke lubang vaginanya.

“Yeenn,” kataku. “Aooww, ter, russ mass.., aahh..” pantatnya terus memutar seperti inul sedang ngebor.

“Ohh, nik, nikmat banget mass..” katanya lagi sambil bibirnya melumati mukaku. Hampir seluruh bagian mukanku saat itu ia jilati. Untuk mengimbangi dia, aku pun menjilati dan mengisap-isap puting susunya.

Darahku semakin mendidih rasanya saat pantatnya terus memutar-mutar mengimbangi gerakan naik-turun pantatku.

“Mass, Yee, Yeeyeen mau,” katanya terputus.

Aku semakin kencang menaik-turunkan gerakan pantatku. “Aaooww mass, please mass” erangnya semakin tak karuan.

“Yee, Yeyeen mauu, kee, kkeeluaarr mass,” ia semakin meracau.

Namun tiba-tiba, “Krriingg..”

Aaooww, Mas ada yang datang Mas..” bisik Hiyen sambil tanpa hentinya mengoyang-goyangkan pantatnya.

“Yenn,” suara seseorang memanggil dari luar. “Cepetan buka Yenn, aku kebelet nih,” suara itu lagi, yang tak lain adalah suara Aning kakaknya sekaligus istriku.

“Hah, Mbak Aning Mas,” katanya terperanjat. Hiyen seperti tersambar petir, ia langsung pucat dan berdiri melompat meraih celana dalam dan celana pendeknya yang tercecer di lantai dapur. Sementara aku tak lagi bisa berkata apa-apa, selain secepatnya meraih celana dan memakainya.

Sementara itu suara bel dan teriakan istriku terus memanggil. “Yeenn, tolong dong cepet buka pintunya. Mbak pengen ke air nih,” teriak istriku dari luar sana. Hiyen yang terlihat panik sekali, buru-buru memakai kembali celananya, sambil berteriak,

“Sebentarr, sebentar Mbak..” “Mas buruan dipake celananya,” Hiyen masih sempet menolehku dan mengingatkanku untuk secepatnya memakai celana.

Ia terus berlari ke arah pintu depan, setelah dipastikan semuanya beres, ia membuka pintu. Aku buru-buru berlari ke arah ruang televisi dan langsung merebahkan badan di karpet agar terlihat seolah-olah sedang ketiduran.

“Gila,” pikirku.

“Huu, lama banget sih buka pintunya? Orang dah kebelet kayak gini,” gerutu istriku kepada Hiyen sambil terus menyelong ke kamar mandi.

“Iya sori, aku ketiduran Mbak,” kata Hiyen begitu istriku sudah keluar dari kamar mandi. “Haa, leganyaa,” katanya sambil meraih gelas dan meminum air yang disodorkan oleh adiknya.

“Mas Jeje mana Yen?” “Tuh ketiduran dari tadi pulang ngantor di situ,” kata Hiyen sambil menunjuk aku yang sedang berpura-pura tidur di karpet depan televisi.

“Ya ampun, Mas kok belum ganti baju sih?” kata istriku sambil mengoyang-goyangkan tubuhku dengan maksud membangunkan.

“Pindah ke kamar gih Mas,” katanya lagi. Aku berpura-pura ngucek-ngucek mata, agar kelihatan baru bangun beneran. Aku tak langsung masuk kamar, tapi menyolong ke dapur mengambil air minum.

“Lho katanya pulang ntar abis magrib, kok baru jam setengah lima udah pulang? Kamu pulang pake apa?” tanyaku berbasa-basi pada istriku.

“Nggak jadi rapatnya Mas. Pake taksi barusan,” jawab dia.

“Lho, kamu lagi masak toh Yen? Kok belum kelar gini dah ditinggal tidur sih?” kata istriku kepada Hiyen setelah melihat irisan-irisan tempe berserakan di meja dapur.

“Mana berantakan, lagi,” katanya lagi. “Iya tadi emang lagi mo masak.

Tapi nggak tahan ngantuk. Jadi kutinggal tidur aja deh,” Hiyen berusaha menjawab sewajarnya sambil senyum-senyum. Sore itu, tanpa mengganti pakaiannya dulu, akhirnya istrikulah yang melanjutkan masak. Hiyen membantu seperlunya.

Sementara itu, aku hanya cengar-cengir sendiri saja sambil duduk di kursi yang baru saja kupakai berdua dengan Hiyen bersetubuh, walau belum sempat mencapai puncaknya.

“Waduh, kasihan Hiyen. Dia hampir aja sampai klimaksnya padahal barusan, eh keburu datang nih mbaknya,” kataku sambil nyengir melihat mereka berdua yang lagi masak.

Cerita Sex Di Buat Tegang Oleh Kakak

Cerita Sex Di Buat Tegang Oleh Kakak

Panggil saja namaku Lia Aku ingin berbagi cerita pada semuanya yang menyukai cerita mesum, cerita ini terjadi 6 tahun yang lalu dimana saat itu aku masih kelas 5 SD, aku masih ingat betul kejadian demi kejadiannya, aku tinggal bersama kedua orangtuaku, kakakku yang pertama saat itu sudah kuliah jadi aku dirumah hanya bertiga, aku, bapak dan ibu.

Dua tahun kemudian, dimana saya akan melanjutkan sekolah ke SMP, kami kedatangan tamu dari luar kota yaitu Bibi saya.Katanya sih anaknya mau sekolah di kota saya dan tinggal dirumah kami.Namanya Budi(nama samaran), hidungnya mancung, kulitnya putih.Trus, akhirnya kami jadian satu sekolah, dia kelas enam SD dan aku kelas satu SMP.

Waktu itu, orang tua ku lagi pergi keluar kota untuk mengikuti acara dan akan pulang esok lusa hingga kami tinggal berdua dirumah.Nah waktu itu siBudi lagi mandi sore dan tentunya seperti biasa dia nyanyi di dalam.Kebetulan aku mau pipis lalu ngetuk pintu trus bilang,

“Siapa nih didalam?”, dia menjawab seraya membuka pintunya sedikit,

“kenapa?”, aku akhirnya masuk menerobos pintu lalu membuka celanaku dan berkata, “aku mau kencing nih!”.

Rupanya dia ngeliatin memekku terus,

“eh, kamu jangan ngeliatin aja dong, sana lanjutin tuh mandimu” kataku seraya menutup anuku, dan tak sengaja akupun melihat anunya dan berkata,

“punyamu kok lucu yah”, diapun berkata,

“eh, yang ini hebat lho, ini bisa tambah besar asalkan kakak mau membantu”.

Lalu aku berkata,

“ah, aku tak tertarik kok, jijik, lagikan mana mungkin itu bisa membesar”. Padahal aku sebenarnya tahu kok cuman belum pernah ngaliatin langsung.Lalu diapun berkata,

“bisa deh kak, kakak pegangin aja pasti deh tambah”.

Lalu akupun memegangnya dan tak terasa memang anunya membesar,

“wah bisa yah”, dan tak terasa dia pun mengeluarkan suara ,

“ahhh…lalu makin lama anunyapun makin membesar dan sementara itu aku pun sudah basah. Lalu dia bilang,

“eh, kak aku pegang itumu ya”, seraya tangannya megang.

Lalu akupun menghindar dan mengatakan,

“ah jangan deh, kamu ngak jijik yah”.

Lalu dia berkata, “buat apa jijik, orang ini enak kok, pegangin ya kak”.

Lalu akupun sebenarnya pengen juga dipegang tapi agak jaga gengsi, tapi karena aku tak tahan aku biarkan aja dia megang memekku, soalnya aku belum pernah merasakannya,

“tapi pelan-pelan yah”, kataku.

Lalu dia pun mengelus-elus memekku tapi aku tetap mencoba bertahan untuk tidak tergoda melakukannya lebih jauh.aku lalu berkata lagi,

“eh sudah belum?” tapi sementara aku sebenarnya tidak pengen dia berhenti melakukannya.

“bentar lagi deh kak,” katanya sambil terus mengelus, memasukkan tanggannya sehingga akupun tak tahan lagi dengan perbuatannya itu,

“ahhhhhh…” akhirnya aku pun mengeluarkan suara itu.

“enak khan kak”, katanya.

“mmhhh…” aku pun menjawabnya asal.

“eh, kak aku boleh ngak mendekatkan anuku ke memek kakak?”katanya lalu aku menjawabnya,

“iya deh, tapi jangan dimasukin yah”.

Lalu dia pun mendekatkan anunya ke memekku sehingga aku hampir saja menjerit.

“kak, aku masukin yah sedikit” katanya.

Aku yang sebenarnya sudah sangat birahi tak kuasa lagi menolak,

“iyah tapi pelan-pelan yah”.

Lalu akhirnya diapun memasukkan kontolnya ke memekku sehingga aku menjerit kecil. Lalu lama kelamaan dia memasukkan kontolnya lebih dalam lagi dan sambil menggoyang pantatnya kuat kuat.

“ahhh…kak…enakk banget kaakkkk” katanya.

“iyah…aku pun merasa begitu…”

Dan entah mengapa dia kemudian berhenti, kak aku sudah pipis,

“sementara itu akupun merasakan yang belum pernah kurasakan yaitu sangat nikmat sekali. “yah akupun merasa begitu Bud…”. Akhirnya kami pun sama-sama mandi dan melakukannya lagi.

Walaupun aku sudah mempunyai pacar sampai sekarang kami masih melakukannya tanpa sepengetahuaan orang tuanya dan juga orang tuaku. Karena biar bagaimanapun kami sadar takkan bisa bersatu karena kami masih satu darah.
Sunday, February 21, 2016

Ngentot Tanse Sari Yang Haus SEX

Ngentot Tanse Sari Yang Haus SEX

Namaku iwan, Aku masih kelas dua sma, sedangkan tante sari ku taksir berusia di atas 40 tahun. Punya 2 anak. Satu udah kelas 1 smp, yang satu lagi baru 5 tahun. Entah beruntung atau bencana aku dapat belajar seks dari tante sari, wanita setengah baya tetanggaku.

Hari itu aku tidak sekolah, karena aku nungguin rumah, semua keluarga pergi ke luar kota untuk acara hajatan saudara. Lumayan lah dapat izin bolos dari orangtua, padahal rumah gak di tungguin juga gak bakalan di gondol maling.

Eva, anak tante sari yang masih empat tahun itu deket banget denganku. Aku juga seneng bermain dengannya; lucu. Nah, selama berada di rumah itu aku bermain saja sama eva.

Jam setengah satu, tante sari datang kerumahku memanggil eva di suruh bobo siang. Tapi sayang, eva nggak mau, nangis dia. Akhirnya tante sari memintaku untuk kerumahnya sampai eva tidur siang. Barulah aku bisa pulang.

Diruang tengah rumah tante sari, Aku duduk di sofa sambil nonton tv di lantai di hadapanku, tante sari sedang ngelonin eva.

Pandangan mataku terpecah, antara tv dan sosok tante sari. Tante sari yang tidur menyamping membelakangiku cukup membuat kontolku ngaceng, CD nya sedikit terlihat di bagian pinggang akibat kaos yang di kenakan sedikit tersibak. Tante sari sendiri pakai celana pendek di atas dengkul.

Tidak perlu lama tante sari untuk menidurkan anaknya. Aku pun akan pamit untuk pulang. “jangan dulu Wan, eva belum pules, sebentar lagi yah” pintanya.”lagian ngapain juga di kamu sendirian di rumah” Bener juga ku pikir. Aku pun mengikuti permintaannya.

Setelah mengambilkan segelas sirup, tante sari duduk di sampingku. Ngrobol kesana kemari sambil nonton tv. “kalau malam minggu kamu kemana Wan, tante lihat kamu selalu pergi” tanya tante “biasalah tan, maen ama temen-temen, tuh di RW 2” “kirain kamu ngapel” “ah, saya belum punya pacar tan” “bohong kamu, masa udah gede belum punya pacar” “bener tante, nggak ada yang mau sih” “bukan nggak ada yang mau, kamu nya kali kurang berani” kata tante sari “cewek perlu di deketin, meskipun dia suka, belum tentu cewek agresif” Bener juga pikirku, Cuma hilir mudik saja nama cewek yang katanya naksir kepadaku sampe di telinga“wah, kayaknya saya mesti belajar nih sama tante” “boleh aja, kamu mau tanya apa, tante siap jawab” Tanya jawab dunia abg keluar begitu saja. Aku bertanya, tante sari menjawab. Bahkan kadang tanpa di tanya tante sari memberikan tips menaklukan cewek. “kalau punya pacar, sampai berapa lama saya boleh cium cewek, terus sampai berapa lama juga saya boleh pegang tete nya” tanyaku. Tante sari tertawa geli mendengar pertanyaanku. “waduh, niat pacaran kamu kok ngeres sih Wan. Pasti kebanyakan nonton film bokep ya?” Aku malu hati di ledekin tante sari. tak bisa berkata-kata “hei, kenapa nggak di jawab” “iya tante” jawabku malu “terus kalau habis nonton ngapain?” Aku semakin malu saja, dan minta izin untuk pulang. Kemudian berdiri. “hehehe….eit jangan pulang dulu, belum di jawab” tante sari menggenggam tanganku, menarik hingga aku kembali duduk disampingnya, seneng banget mempermainkanku begitu. “kekamar mandi yah, ngocok” “tante ah, nanya nya kok gitu sih” jawabku protes, kontolku kembali ngaceng nongomin gitu. Tante sari menarik ku kembali untuk duduk di sofa, lalu tiba-tiba wajahnya mendekati telingaku; merdu. “gimana kalau tante kocokin, lebih enak dari ngocok sendiri” Aku kaget mendengar bisikan itu. belum lagi aku menjawab, tangan tante sari sudah di mendarat di kontolku. “tante…...” aku memandangnya bingung. Tante sari tidak menjawab. Ia membuka resleting dan kemudian celana jeans yang ku potong pendek . “oh rambutnya tebel banget wan, lumayan ukurannya” Jembutku memang tebel, rambut halus menjalar hingga pusar. tante sari ngocok kontolku perlahan. Aku diam, menggigit bibirku sendiri. “rasain wan, jangan di tahan” tante sari menciumi leherku. “enak wan?” “iya…tante…egghhh…..ohh” “sekarang tante kasih yang lebih enak” kepala tante sari meluncur kebawah. Kontolku langsung di hisepnya. Aku yang baru pertama kali di sentuh cewek sangat menikmati gaya ini. tangan ku memegangi kepalanya, dan sesekali toketnya. sementara mataku sesekali melihat ke arah eva yang masih tidur. Tidak sampai lima menit spermaku muncrat di mulutnya. “ah,,,tante…ahhhh….” Mhhh…mhhh tante melumat habis spermaku tanpa sisa. “gimana Wan, enak mana sama ngocok sendiri?” tante sari tersenyum “enak ini tante”kataku jujur. Tante sari sari duduk di pahaku, menciumku, senang sekali kulihat dia. “spermamu banyak banget sayang,.kentel, enak sekali” sisa-sisa kenikmatan masih membekas di wajahku, tapi mataku masih belum puas.“tan, aku pengen lihat tete tante, boleh nggak?” “kamu tadi udah pegang-pegang, masa di lihat nggak boleh, tapi ingat, jangan minta tante telanjang, tante nggak kamu minta lihat memek tante” tante sari mengangkat kaos putih yang di pakai. Dua gunung kembar tersembul di apit Bh. “lakukin sesukamu Wan” Baru saja aku menyentuh sedikit toketnya, suara eva terdengar bangun. Selesai deh permainan.

***

Setelah kejadian itu,tiap hari aku berusaha mencari waktu untuk bisa mengulang di spong tante sari. Sayang, kesempatan tak kunjung datang. Ada saja gangguan, entah ada orang di rumahnya, eva tidak tidur, ada suaminya dll.

Sampai akhirnya kesempatan itu datang di malam minggu ketika aku akan nongkrong bersama temen-temen, jam tujuh malam, sekitar 2 bulan setelah kejadian pertama. Aku yang baru beberapa puluh meter keluar dari rumah, melihat tante sari dan eva sedang berjalan di jalanan. “mau kemana eva, tante?” “eh om iwan, eva mau beli es krim, om” “Eva minta tolong aja ama om iwan beli eskrim nya. Biar kita nggak cape jalan” kata tante sari “mau kan Om?” “emang mau om?” “iya, om mau, sini uangnya. Ntar om iwan anterin ke rumah eva” aku pun membelikan es krim untuk eva, tak mengapalah perjalanku terhambat dengan kejadian ini. dan mengantarkan ke rumah tante sari. Toh tante sari pernah memberikan service kepadaku. Tok.tok.tok…... eva membuka pintu mengambil pesanannya, es krim coklat kesukaannya “sini om, masuk, main ama eva” “ntar aja yah besok, om mau main dulu” “iya Wan, masuk dulu, sebentar temenin eva” “nggak usah tante, makasih” aku menolak, serius. Ngapain maen dirumah tante sari, kalau nggak ada suaminya sih mau. “nangis eva, nangis, ayo’ kata tante sari, aneh, ibu nyuruh anaknya nangis. “tuh,tuh kan eva mau nangis” tante sari bercanda. Pintar juga tante sari bercanda pikirku. “Udah masuk dulu, mau yang kayak kemarin nggak” Doo….rrrrr, aku kaget. Suaminya? Tanyaku dalam hati “papanya eva lagi ke rumah neneknya sama kakanya eva” tante sari seakan menjawab pertanyaanku. Di janjiin yang enak-enak, mana mungkin ku tolak.

Aku, tante sari, dan eva nonton TV di ruang tengah, acara konser musik indonesia dengan ribuan penonton terlihat semarak . Lama sekali eva beranjak tidur. Sampai kapan aku nungguin kayak gini.

Barulah setelah hampir bosaan aku menunggu, eva memejamkan mata dan di bawa ke kamar. Aku pun nagih janji tante sari. “tan” Tante sari paham maksudku, :”masih sore wan, ntar aja” katanya sambil melihat jam dinding yang berada di angka setengah sembilan lewat lima menit Busyet nih tante ngerjain gue, aku tidak peduli, ku peluk saja tubuhnya, “kamu gak sabar wan. Ok, tapi biar tante ganti pakaian dulu” Tante sari masuk ke dalam kamar. Sekeluarnya, dia tampil cantik memakai daster tipis, celana dalamnya kelihatan transparan ,sementara putting toket nyeplak, menandakan dia gak pakai BH. Wangi semerbak menyeruak, rupanya tante sari memakai parfum di kamar tadi. Aku langsung melorotkan celana panjangku, memberikan kontolku untuk di spong tante sari. Tidak lupa aku juga meremas-remas toket tante sari. “ahhh,,,,ah,,,,enak tante…” Tante sari terus melakukan janjinya kepadaku, memberikan service birahi yang tidak pernah aku lupakan. Ketika aku ingin membongkar dasternya, tante sari mencegah lenganku “jangan disini wan, di kamar aja”

Tante sari menarikku ke kamar kosong, kamar kakanya eva . Mendorongku ke tempat tidur hingga telentang. Menindih, dan membuka kaosku. Aku betul-betul telanjang bulat di kasur empuk. Tante menciumi dadaku , nafsu sekali dia, bahkan dia sendiri membuka dasternya, menggesek-gesekan toketnya ke dadaku, aku di di ciumi habis, sementara kontolku di gesek oleh memeknya yang pakai celana. “tan, ayo tan, isep kayak kemaren” ayo gak sabar minta di spong tante sari, kayak dalam film bokep yang sering ku download di internet. Tante sari menuruti permintaanku, ia mengisap kontolku; nikmat. Tapi, tiba-tiba tante sari berhenti, dan membuka celana dalamnya sendiri. Oh, aku lihat jembut tipis menempel disana. Agak sedikit heran, mengingat tante sari pernah mengatakan tidak ingin memperlihatkan memeknya kepadaku. Aku bangkit untuk dapat melihat lebih jelas, tapi sayang, tante sari mendorongku kembali telentang. Tante sari bergerak di atas tubuhku, lalu memberikan memeknya ke mukaku “jilatin Wan, jilatin…”. Tanpa basa-basi, dan tanpa pengalaman jilat memek, memek tante sari ku jilati, ehm ada aroma yang baru ku kenal, aroma vagina. “ehhh…….egggh,,,, terus wan, …..iya …gitu… lebih keras lagi……” Tante sari rupanya sangat menikmati oralku, kepalanya kadang mendongak keatas, tangannya meremas toketnya sendiri. Rambutnya panjangnya berantakan. “oh…..wan, enak,,,,,terus,,,, terus sayang,,,,,,,” Aku yang baru melihat memek cewek secara langsung mempermainkan dengan dengan jari-jariku. Kadang menusuk-nusukan dengan jari-jariku. Ternyata memek tante sari lebih indah dari pada memek bule xxx movies

Tante sari menarik tubuhya. Apa yang akan di lakukan?. Oh ternyata dia meraih kontolku, menggesek-gesekan ke bibir memeknya. ahh… geli sekali, helmku menyentuh daging lembut memek. “ahhh…..ahhhhhh…gatel banget memek tante…..” “ahhhh……eghhh….. tante ..enak……” Tiba-tiba, tante sari membenamkan kontolku pada memeknya. bleessssss……. “ahhhhhhhhhhhh……………” tante menjerit kecil kemudian bergoyang –goyang naik turun. :”ohhhhh……..tante…..” Ini lah pertama kali kontolku masuk ke dalam memek. ngentot memek. Bukan lagi aku jadi penonton film xxx tapi ngentot secara nyata. “eggghhh…..eghhhhh….eghhhhhh…..ahhh”hanya itu yang keluar dari tante sari sambil terus mengerakan tubuhnya. “ohhh….achhh……eghhhhh…..” “eghhh…………eghhh…ohh….” “kalau mau keluar bilang yah sayang…..”tante sari berbisik “egghhhh…..ohhhh…….” Bles,..bles,,,,,,,, Aku betul-betul menikmati goyangannya “tante, aku mau keluar….eghhhh” “tungguu,,,,,,bareng…..tante juga……oghhhh….ahghh…ayo…..tante mauuuu……” “oh ….tante……” “eghhhhhh…………egh………….aku keluar…tante….” Crot-crot…..crot…………spermaku keluar…. “egmhmmm…….tante….ebgghhhh …….” Tante sari melumat bibirku kenceng banget. i membenamkan memeknya dalam-dalam, dari gerakan kasar, kemudian bergerak pelan, sampai akhirnya dia terkulai di atas dadaku.

Aku dan tante sari tersenyum. “enak sayang?” Aku hanya mengganguk. “jangan bilang siapa-siapa yah” “aku janji tante” Setelah aku mengenakan pakaian, aku ingin pulang untuk bergabung dengan temen-temenku. “mau mau begadang ama temen, apa mau lagi” tante sari bertanya Ternyata aku pilih begadang dengan tante sari, ngentot lagi, jam pulang aku sesuaikan dengan kebiasaanku begadang kalau malam minggu, jam setengah tiga.

Mbak iin Yang Hot dan Menggairahkan


Di kamar kostnya Bagus berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Bagus suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Mbak iin, ibu kostnya.Teh atau mbak iin adalah sebutan kakak dalam bahasa jawa. Dibayangkannya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih bersih dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan payudara itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang gunung kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di 2 puncaknya menggantung indah.

Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna dengan BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu kemaluan menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Dihadapannya kini berdiri perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat. Blaaaaaaarrrrrrrrr! Suara guntur membuyarkan lamunannya. Bagus bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat Mbak panas. Setelah membuat Mbak kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar 1 bulan ia kost dirumah keluarga Pak Ali setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Ali telah beristri dengan anak 1 berumur 7 tahun. Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Mbak iin sudah tidur bersama anaknya karena Pak Ali sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Bagus duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus.

Bagus mencoba semua saluran dan cuma In****** saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Bagus selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia. Tiba-tiba Bagus mendengar pintu kamar terbuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang biasa dipanggil Mbak iin. Bagus kaget melihat kehadiran perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu yang tiba-tiba. “Eh, mbak iin belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Bagus tergagap “Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu dengan logat jawa yang kental. Yang membuat Bagus kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Mbak iin, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Mbak iin.

Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Bagus selalu tertarik dengan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Mbak iin tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Mbak iin yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Ali. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Mbak iin dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi. (baca juga: cerita sex RATIH) Tapi malam ini Mbak iin berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai.

Demikian juga dengan bajunya, Mbak iin memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Bagus, Mbak iin seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur. “Gambar TV nya jelek ya?” tanya Mbak iin mengagetkan Bagus. “Eh, iya. Antenenya kali” jawab Bagus sambil menunduk. Bagus semakin berdebar ketika perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Bagus kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Bagus menelan ludah. “Semuanya jelek”, kata Mbak iin, “Nonton VCD saja ya?”. “Terserah mbak iin” kata Bagus masih berdebar menghadapi situasi itu. “Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Mbak iin sambil tersenyum menggoda.
Bagus faham maksud Mbak iin tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno. “Ya terserah mbak iin saja” jawab Bagus. Mbak iin kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Bagus semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Mbak iin keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam. “Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Bagus. Bagus menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno. “Eh, ah yang mana sajalah” kata Bagus belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu. “Yang ini saja, ada ceritanya” kata Mbak iin mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Bagus mencoba menenangkan diri. “Memang mbak iin suka nonton yang beginian ya?” tanya Bagus memancing “Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Mbak iin sambil tertawa kecil “Bapak juga?” tanya Bagus lagi “Ngga lah, marah dia kalau tahu” kata Mbak iin kembali duduk setelah memencet tombol player. Memang selama ini Mbak iin menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral. “Bapak kan orangnya kolot” lanjut Mbak iin “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!” Bagus tertegun mendengar pengakuan Mbak iin tentang hal yang sangat rahasia itu. Bagus mulai faham rupanya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur.

Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya. Film sudah mulai, sepasang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Bagus tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata disebelahnya. Mbak iin duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Bagus sudah tidak ragu lagi. “ mbak iin kesepian ya?” Tanya Bagus sambil menatap perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu Mbak iin balik menatap Bagus dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan. “Kamu mau tolong saya?” tanya Mbak iin sambil memegang tangan Bagus. “Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Bagus ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini. “Jangan sampai Bapak tahu” kata Mbak iin. “Itu bisa diatur” lanjut Mbak iin sambil mulai merapatkan tubuhnya. Bagus tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu.

Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Mbak iin. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Bagus segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Bagus semakin yakin bahwa perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Mbak iin. Bahkan terkesan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Mbak iin memegang belakang kepala Bagus menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Bagus mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Mbak iin. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya. iin bergetar ketika jemari Bagus menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Bagus memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Mbak iin telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Mbak iin telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya.

Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Bagus dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu. Segera saja tangan Bagus merambahi kembali lembah hangat milik Mbak iin yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Bagus membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.iin makin mendesah ketika jemari Bagus mulai menyentuh bibir tempiknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Mbak iin rasakan pada daerah kemaluannya. Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang tempik Mbak iin. Bahkan ketika lubang tempik itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Mbak iin. Selama hampir delapan tahun menikah, Mbak iin belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus Kenthu cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Ali suaminya yang berusia hampir empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur.


Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya. Soal teknik Kenthu jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.Sehingga selama bertahun-tahun, Mbak iin tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya gusla tangkinya sudah penuh. Mbak iin sebagai perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi. Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Mbak iin bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Mbak iin mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian. Tetapi sebagai perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata normal Mbak iin tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Mbak iin. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar. “Ah..terus gus.” desahnya membara. Kuluman bibir mereka terus saling bertaut.

Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Bagus mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Mbak iin mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Mbak iin dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Bagus kost dirumahnya, Mbak iin telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya. Malam ini Mbak iin tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Bagus mulai menyusuri leher jenjang Mbak iin yang selama ini tertutup rapat. Mulut Bagus menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Mbak iin, tapi tiba-tiba Bagus bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Mbak iin yang mengangkang dimana bibir tempiknya sedang dirabai jemari pemuda itu.

Rupanya Bagus ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Mbak iin juga faham maksud Bagus. Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Bagus lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Mbak iin menunduk memperhatikan kepala Bagus dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Bagus selangkangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus. Bagus menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. itilmayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Bagus bergeser mendekati lubang tempik itu untuk lebih menguakkannya “Ahhh.!” Mbak iin mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir tempiknya. Desahannya semakin menjadi ketika lidah Bagus mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Mbak iin blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan.

Bagus terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat. Rupanya Mbak iin sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati tempiknya. Mata Mbak iin merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Bagus. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno. Demikian juga dengan Bagus, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya. Jilatan dan rabaan Bagus rupanya telah menaikkan nafsu Mbak iin makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Mbak iin yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme.

Dengan ganas di tariknyanya kepala Bagus agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Bagus yang mengesek tempiknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu. “Ahhhduh gusti! Ahhh! enak euy !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga. Bagus sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Mbak iin merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Mbak iin menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Bagus kembali membuka sehingga Bagus dapat melepaskan diri. Muka Bagus basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Mbak iin. Bagus bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu secara utuh. “Hatur nuhun ya gus” kata Mbak iin berterima kasih sambil membuka matanya sehBaguss meresapi kenikmatan yang baru diraihnya. Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Bagus telah berdiri telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Bagus mendekat dan meraih tangan Mbak iin, dan menariknya berdiri.

Kemudian Bagus mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu lebih seksama. “Kenapa sih?” tanya Mbak iin sambil senyum-senyum. “Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Bagus yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya. Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Mbak iin, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Mbak iin memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona. Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Bagus. Dan Mbak iin yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Mbak iin kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol itu. Bagus mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya. Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. Kontol yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Mbak iin ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno. Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Bagus meringis nikmat diperlakukan begitu.

Apalagi Mbak iin mulai melumati batang kontol didalam mulutnya dengan semakin bernafsu. iin mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya, membuat Bagus semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Mbak iin adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Bagus agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Mbak iin yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film. Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Bagus yang batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Mbak iin meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya. “Ah Mbak, sudah mau keluar nih” desis Bagus mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya. Tapi Mbak iin yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Mbak iin. Bagus meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Mbak iin semakin menguatkan kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya.

Tanpa ragu Mbak iin semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Bagus, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu. Tanpa rasa jijik atau mual. “Bagai mana rasanya Mbak?” tanya Bagus. Ia kagum ada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang mau menelan air maninya dengan antusias. “Enak, gurih” kata Mbak iin tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Mbak iin bangkit. “Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono. Bagus sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Mbak iin di dapur membuatkan minuman. Bagus mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Mbak iin menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Bagus. Perlahan dirasakan batang kontol Bagus mulai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Mbak iin semakin mengelinjang ketika tangan Bagus yang satunya mulai merambahi selangkangannya. “Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus. “Dikamar saja ya” ajak Mbak iin ketika ciuman mereka semakin larut. Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk. iin mendorong tubuh Bagus keranjang dan jatuh celentang.

Mbak iin juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Bagus. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Mbak iin mendorong kepala Bagus kebawah. Ia ingin Bagus mengerjai buahdadanya. Bagus menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Mbak iin mendesah sambil mengerumus rambut Bagus yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Bagus dengan lembut. Bagus merasakan buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras. “Oh Gus Geliin..terus akh!” Tangan Bagus yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu. Mbak iin menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya. “Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya. Jemari Bagus dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab. iin semakin menggelinjang ketika ujung jari Bagus menyentuh kelentitnya. Kini mulut dan tangan Bagus secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata kesepian yang haus seks itu. Sementara Mbak iin juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama kemudian Bagus mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Mbak iin dan berhenti di pusarnya. iin menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu.

Mbak iin rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Bagus kearah kepalanya. Bagus faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Mbak iin diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang kontol yang menegang keras diatas muka Mbak iin. Yang segera disambut kuluman Mbak iin dengan bernafsu. Bagus juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Mbak iin yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing. iin istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak hBaguss-hBaguss untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Bagus pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya. “Oh! Bi, lakukanlah” desah Mbak iin mulai tak tahan menahan hasratnya. Bagus segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Mbak iin celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontol Bagus pada lubang tempiknya yang telah semakin berdenyut. Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang kontol Ali merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan. iin tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir tempiknya. Direngkuhnya tubuh Bagus ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai menyusuri lubang tempiknya. “Akh! enak Gus” desisnya. Tangannya menekan pinggul Bagus agar batang kontol pemuda itu masuk seluruhnya.

Bagus juga merasakan nikmat. tempik Mbak iin masih terasa sempit dan seret. Bagus mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Mbak iin. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat. “Ayo gusgeyol terusss!” desis Mbak iin makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan. Bagus mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang kontolnya tuntas masuk seluruhnya kedalam tempik Mbak iin. “Oh..Bi !”jerit Mbak iin nkmat setiap kali Bagus melakukannya.Terasa batang kontol itu menyodok dasar lubang tempiknya yang terdalam. Semakin sering Bagus melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Mbak iin sehingga pada hentakan yang sekian Mbak iin merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Bagus agar hujaman bantang kontol itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut didalam lubang tempiknya. “Ahk..! Ahduh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki. Sangat nikmat dirasakan Mbak iin. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Bagus yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Mbak iin kembali berusaha mengimbangi. Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga tempiknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman kontol Bagus semakin dalam.

Bagus yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Mbak iin seperti itu. Demikian juga dengan Mbak iin, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi.iin mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundak Bagus, sehingga selangkangannya lebih terangkat. Bagus memeluk kedua kaki Mbak iin, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan tempik Mbak iin lebih terasa sehingga gesekan batang kontolnya menjadi semakin nikmat. Bagus semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan. “Ahhh” Bagus mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembur cairan kenikmatannya. Dikocoknya terus batang kontol itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Mbak iin rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya. “Akhh!!” jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut.Tubuh Bagus ambruk diatas tubuh Mbak iin. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu. “Hatur nuhun ya gus, hatur nuhun” kata Mbak iin terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu. Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam. Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Bagus, batang kontolnya yang telah lepas dari lubang tempik Mbak iin mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Mbak iin. Rupanya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini sudah ingin lagi. Bagus tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Mbak iin sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Bagus sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya. Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi. Bagus bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Mbak iin. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Mbak iin yang ternyata tak kenal puas.


Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat. Bagus ingat setiap dua atau tiga ronde, Mbak iin selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang haus sex itu berkali-kali. Bagus masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam. Tiba-tiba pintu kamar dibuka dan masuklah Mbak iin dengan pakaian lengkap dengan jilbab rapat menutup rambutnya membawa nampan berisi roti dan minuman. “Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak” katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang. “Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagi” katanya sambil senyum menggoda. Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Mbak iin ramuan rahasia menambah gairah lelaki. Kemudian Mbak iin memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Bagus dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar. “ mbak iin mau kemana sih kok rapi” tanya Bagus “Baru nganter anak saya ke rumah Mbak Siti. Biar kita bebas” kata Mbak iin kembali tersenyum nakal.

Bagus merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Mbak iin berpakaian lengkap. “ mbak iin beda banget deh kalau pake jilbab gini. Jadinya takut aku macem-macem sama mbak iin alimmm banget.” Goda Bagus sambil pura-pura menutupi tubunya yang masih bugil itu. “Kamu bisa aja sih Bi, biar pake jilbab aku kan juga manusia biasa pengen kehangatan, pengen kenikmatan” jawabnya sambil mencubit paha Bagus, sambil tangan kanannya mencoba melepas jilbabnya. “Teh .. jangan dilepas dulu jilbabnya mbak iin mau ngga memenuhi permintaan saya?” kata Bagus. “Apa sih?” tanya Mbak iin agak heran. “Maaf nih Mbak, “kata Bagus, “ mbak iin mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satu-persatu baju mbak iin didepan saya?”. “Kenapa tidak” kata jawab Mbak iin Mbak iin tersenyum manis sambil bangkit dan mulai bergaya seperti penari salsa. Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar berusaha melepas jilbabnya. “Jilbabnya jangan dilepas dulu Mbak” seru Bagus. Bagus memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Mbak iin. Dengan masih bergoyang, Mbak iin mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Mbak iin hanya mengenakan jilbab, BH dan Celana dalam berwarna pink. Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Mbak iin semakin seronok dan menggoda.

Kedua tangannya meremasi buahdadanya sambil pinggulnya bergoyang maju-mundur. Bagus benar-benar terpesona memandang didepan matanya seorang wanita berjilbab menari erotis hanya menggunakan BH dan celana dalam wow dan perlahan batang kontolnya mulai ngaceng. iin naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Bagus sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulu jembutnya. Bagus menanggapi dengan meraba paha Mbak iin dan membelainya. Kini selangkangan Mbak iin tepat dimuka Bagus.Dengan tangannya ditariknya kebawah celana dalam Mbak iin dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat. Mbak iin mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok. Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Bagus pada selangkangannya.Bagus menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Mbak iin dengan rakus. Mbak iin mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Dengan ujung lidahnya Bagus menjilati lubang tempik Mbak iin yang sudah dikuakkan jari tangannya. Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Sangat eksotis sekali melihat pemandangan ini, seorang wanita yang masih mengenakan kerudung/jilbabnya sedang dalam keadaan terangsang berat dan kedua tangannya meremas buah dadanya sendiri. Mbak iin merintih nikmat ketika satu jari tengah Bagus dimasukkan kedalam lubang tempiknya yang semakin basah. Bagus menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu, menyebabkan Mbak iin semakin mengelinjang liar. iin semakin keras meremasi buah dadanya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang tempiknya. Kaki Mbak iin terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk.

Jari Bagus masih terhujam dilubang tempiknya. Mbak iin membaringkan tubuhnya kebelakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Bagus dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas. Entah kenapa, Bagus sangat suka menjilati seputar tempik Mbak iin, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Mbak iin juga sangat menyukai perlakuan Bagus itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahun-tahun.Setelah beberapa lama, rupanya Mbak iin ingin segera disodok lubang tempiknya dengan batang kontol pemuda itu yang telah keras mengaceng. Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya kebatang kontol Bagus yang telah mengaceng keatas. Bagus membantu mengarahkan batang kontolnya kelubang yang telah basah merekah itu. Mbak iin mendesah ketika kepala kontol Bagus perlahan menyusup kedalam lubang tempiknya yang sempit. Lubang tempik Mbak iin meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret. Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga tempiknya berbau harum. Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Bagus, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Bagus setelah minum ramuan buatan Mbak iin. Tubuhnya kembali segar dan batang kontolnya selalu siap tempur.Secara normal Bagus memang lelaki yang kuat kelonan, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian. Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya. Bagus sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Mbak iin pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternya suaminya marah-marah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka. Bagus merasakan selusuran batang kontolnya didalam lubang tempik Mbak iin yang kering tapi lembut. Sehingga sentuhan kepala kontolnya yang sensitif pada dinding lubang tempik itu menjadi lebih nikmat.

Mbak iin mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakan-hentakan yang liar. Posisi Bagus yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya gussa sedikit mengimbangi gerakan Mbak iin yang semakin cepat. Tangannya memegang pinggul montok perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu mengikuti gerakan turun naiknya. Sepasang buah dada yang montok itu terguncang-guncang menggesek muka Bagus. Sesekali Mbak iin menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang kontol Bagus menghujam seluruhnya didalam lubang tempiknya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Mbak iin ketika kepala kontol Bagus menghujam lubang tempiknya yang terdalam yang paling sensitif. Mbak iin terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasahan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya. “Achhh..!! ” jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan. Tubuhnya mendekap Bagus dengan ketat. Bagus yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Mbak iin kebelakang hingga terlentang dengan tubuh Bagus berada diatasnya. Batang kontolnya masih bertaut dalam dilubang tempik Mbak iin. Segera Bagus mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Mbak iin. Gerakan Bagus langsung cepat karena ia juga ingin membuat Mbak iin orgasme yang kedua kalinya berturut-turut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Mbak iin klimaks tiga kali berturut-turut. Bagus merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang kontolnya masih belum terasa sensitif. Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Mbak iin yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Mbak iin mencoba mengimbangi goyangan Bagus, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya. “Duh gusti.!.ackhh..oh! ” jeritnya nikmat.

Ia merasa puas dengan kemampuan Bagus, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya. Bagus terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata ini. Kembali Bagus berusaha memacu kembali hasrat Mbak iin yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Mbak iin diguncang getaran yang paling nikmat. “Aaaarrggghh..!” desahnya kembali. Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturut-turut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang kelangit kenikmatan ketujuh. Bagus yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang kontolnya. Mbak iin yang telah KO tiga kali hanya gussa celentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tiba-tiba hasratnya untuk menikmati airmani Bagus muncul. “Bi, saya mau kulum punya kamu” pintanya kembali bersemangat. Bagus menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Mbak iin sudah haus ingin minum. Minum air maninya. Bagus juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya didalam mulut perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu. maka dicabutnya batang kontol dari lubang kenikmatan itu. Mbak iin mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Bagus segera berlutut mengangkangi badan Mbak iin dengan batang kontolnya mengacung tepat dimuka Mbak iin yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan nikmat. Benar-benar pemandangan yang penuh sensasi. Luar biasa, seorang wanita terbaring telanjang bulat dengan hanya mengenakan jilbab, suatu paduan yang bertolak belakang apalagi mulut wanita berjilbab ini membuka siap menerima batang kontolnya yang keras dan basah dengan lendir vaginanya.

Bagus merem-melek, gairahnya seakan semakin terbakar melihat dan merasakan bibir wanita berjilbab ini melahap dan mengulum batang kontolnya yang sedang ngaceng dan Bagus sangat menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu memperlakukan kontolnya dengan mulutnya. iin dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Bagus semakin tinggi.Jarang ada perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata yang dikencaninya mau mengulum batang kontolnya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata bayaran. Tapi kini perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata baik-baik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Bagus merasa beruntung bertemu dengan Mbak iin. Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Ali bila tahu perbuatan mereka.Bagus merasa batang kontolnya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Mbak iin yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Mbak iin. Batang kontol itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk kedalam mulutnya sehingga airmani yang tercurah langsung masuk ketenggorokannya dan tertelan. Enak sekali dirasakan Mbak iin. Demikian juga dengan Bagus, tubuhnya meregang tersentak-sentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan alim yang biasa berjilbab dan berkacamata itu. Mbak iin bahkan juga menjilati cairan yang meleleh dibatang kontol hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama dipagi itu. Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore.